Bangsa
Indonesia kembali berduka, kabar duka ini Bukan tanah longsor, banjir bandang,
gempa bumi, tsunami, gunung meletus tetapi Indonesia berduka karena jatuhnya
Pesawat Sukhoi SuperJet 100 asal Russia di Gunung Salak Bogor Jawa Barat.
Sukhoi
SuperJet 100 merupakan salah satu pesawat
mewah dan tercanggih yang ada di dunia saat ini yang dibuat di Negara Russia.
Pesawat ini melakukan promosi besar-besaran diseluruh dunia terutama asia,
Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang akan menjadi tempat promsi.
Cara promosinya adalah dengan uci terbang dengan warga sipil yang melakukan
bisnis dibidang dirgantara.
Pesawat
Sukhoi SuperJet 100 direncanakan akan terbang dilangit Indonesia pada tanggal 8
mei 2012 dengan melakukan dua kali penerbangan yang dipimpin oleh kapten senior
Alexander Yablonstesev (Russia) beserta crew yang sebagian besar berwarga
Negara Russia. Penerbangan pertama dilakukan di atas langit bandara Halim
Perdana Kusuma berjalan dengan lancar.
Penerbangan
kedua yang kembali dipimpin oleh Kapten Alexander akan menempuh rute Bandara
Halim Perdana Kusuma Jakarta dan berakhir di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat
melewati gunung-gunung di Bogor. Cuaca cerah mengiringi penerbangan kedua
menuju pelabuhan ratu, namun peawat mengalami kehilangan kontak dengan menara
pengawas ketika melintasi langit Bogor tepatnya diatas Gunung Salak.
Ternyata
pesawat sukhoi menabrak tebing yang berada di Gunung Salak Bogor. Pencarian
dilakukan oleh TNI AU, TNI AD, Polis, Tim SAR, Organisasi-organisasi dan
dibantu oleh masyarakat yang ada di sekitar Gunung Salak, pencarian ini
dipimpin langsung oleh komanda 061 Surya Kencana Kolonel infantri AM Putranto.
Medan
yang berat menyulitkan tim sar untuk menyelamatkan korban yang berada dilokasi.
Evakuasi dilakukan dengan dua cara melalui darat dan melalui udara, selain
medan yang berat tim sar juga mendapatkan kesulitan karena cuaca yang kurang
bersahabat karena selalu turun hujan. Karena kerja keras dari tim sar
dilapangan akhirnya puing pesawat dapat ditemukan dalam waktu dua hari, dan
korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit.
Ketua
Badan Tim Sar Nasional Daryatno akhirnya menghentikan pencarian pada tanggal 18
mei 2012 tepat sepuluh hari setelah kejadian pesawat jatuh. Selain itu Daryatno
menyatakan bahwa tidak ada korban yang selama dari kejadian ini.