Sunday, May 20, 2012

Tragedi Pesawat Sukhoi SuperJet 100


Bangsa Indonesia kembali berduka, kabar duka ini Bukan tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, gunung meletus tetapi Indonesia berduka karena jatuhnya Pesawat Sukhoi SuperJet 100 asal Russia di Gunung Salak Bogor Jawa Barat.
Sukhoi SuperJet 100 merupakan salah satu  pesawat mewah dan tercanggih yang ada di dunia saat ini yang dibuat di Negara Russia. Pesawat ini melakukan promosi besar-besaran diseluruh dunia terutama asia, Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang akan menjadi tempat promsi. Cara promosinya adalah dengan uci terbang dengan warga sipil yang melakukan bisnis dibidang dirgantara.
Pesawat Sukhoi SuperJet 100 direncanakan akan terbang dilangit Indonesia pada tanggal 8 mei 2012 dengan melakukan dua kali penerbangan yang dipimpin oleh kapten senior Alexander Yablonstesev (Russia) beserta crew yang sebagian besar berwarga Negara Russia. Penerbangan pertama dilakukan di atas langit bandara Halim Perdana Kusuma berjalan dengan lancar.
Penerbangan kedua yang kembali dipimpin oleh Kapten Alexander akan menempuh rute Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dan berakhir di Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat melewati gunung-gunung di Bogor. Cuaca cerah mengiringi penerbangan kedua menuju pelabuhan ratu, namun peawat mengalami kehilangan kontak dengan menara pengawas ketika melintasi langit Bogor tepatnya diatas Gunung Salak.
Ternyata pesawat sukhoi menabrak tebing yang berada di Gunung Salak Bogor. Pencarian dilakukan oleh TNI AU, TNI AD, Polis, Tim SAR, Organisasi-organisasi dan dibantu oleh masyarakat yang ada di sekitar Gunung Salak, pencarian ini dipimpin langsung oleh komanda 061 Surya Kencana Kolonel infantri AM Putranto.
Medan yang berat menyulitkan tim sar untuk menyelamatkan korban yang berada dilokasi. Evakuasi dilakukan dengan dua cara melalui darat dan melalui udara, selain medan yang berat tim sar juga mendapatkan kesulitan karena cuaca yang kurang bersahabat karena selalu turun hujan. Karena kerja keras dari tim sar dilapangan akhirnya puing pesawat dapat ditemukan dalam waktu dua hari, dan korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit.
Ketua Badan Tim Sar Nasional Daryatno akhirnya menghentikan pencarian pada tanggal 18 mei 2012 tepat sepuluh hari setelah kejadian pesawat jatuh. Selain itu Daryatno menyatakan bahwa tidak ada korban yang selama dari kejadian ini.

No comments:

Post a Comment